Inginnya mencari kelemahan Islam, justru hidayah yang datang.
Aku lahir 61 tahun yang lalu dari pasangan Yoseph dan Ruht Karatem di Ambon, Maluku. Ayahku seorang penganut Katolik yang kemudian menikah dengan wanita Protestan. Karena ayah masuk dalam komunitas ibu, dia ikut menjadi penganut Protestan.
Keluarga besarku sangat dekat dengan rutinitas keagamaan. Setiap minggu, kami mengikuti kebaktian di gereja. Aku selalu menyimak pesan-pesan pendeta, yang satu di antaranya adalah pamanku.
Sejak SD hingga SMA aku sekolah di sekolah Katolik di Ambon. Meskipun demikian aku tetap menganut keyakinan keluargaku yakni Protestan. Pada 1969, aku memutuskan pindah dan tinggal bersama paman di Semarang untuk kuliah.
Pergaulanku dengan teman-teman di kampus dan di tempat kos lambat laun mengubah persepsiku tentang agama Kristen yang sebelumnya aku anut. Ada semacam kejanggalan yang aku rasakan dalam rutinitas beragamaku. Namun aku tidak bisa memahami secara pasti apa yang bergejolak di dalam hati ini.
Hatiku Berontak
Singkat cerita, setelah bekerja di Jakarta aku menikah dengan Lusia, gadis Katolik. Kami pun tinggal di Bekasi. Setelah memiliki beberapa anak dan mulai besar-besar aku pun turut memeluk Katolik. Sederhana saja sebenarnya, agar anakku tidak memprotesku terus, ”Mengapa yang lain Katolik, Papa kok Protestan?” Aku pun menjadi pengurus wilayah gereja Santa Ana sementara istriku pengurus wanita Katolik di Bintara Jaya, Bekasi, Jawa Barat.
Sejak saat itu akupun mulai resah dengan keyakinan trinitasku. Bagaimana rasionalitasnya Tuhan itu tiga dalam satu, satu dalam tiga? Setiap Romo -sebutan Pastur/pemuka agama Kristen Katolik- yang kutanya tidak satu pun yang dapat memberikan jawaban yang membuat batinku puas menerima.
Seumur hidupku baru sekali mengikuti ibadah pengakuan dosa kepada Romo. Itu pun terpaksa karena mengikuti Ekaristi (Misa Kudus, salah satu ritual dalam Katolik) pada tahun 1996.
Hati kecilku berontak. Mengapa aku harus mengaku dosa kepada sesama manusia? Toh Romo juga manusia biasa seperti aku, apalagi aku tahu kehidupan sehari-hari si Romo tersebut yang tidak luput dari salah dan dosa. Sehingga aku jadi semakin ragu dengan agama Kristen. Aku pun jadi ogah-ogahan ke gereja dan tidak lagi memakai tanda salib saat berdoa sebelum makan bersama istri dan anak-anak di rumah. Anak-anak mempertanyakan hal itu tetapi aku tidak menjawabnya secara gamblang.
Belajar Islam
Ketika ada konflik Islam-Kristen di Ambon pada 1998-1999, semangat kekristenanku bangkit kembali. Aku mulai tertarik mencari kelemahan Islam. Karena dari kelemahan itulah aku berniat untuk menyerang Islam.
Di rumah sepulang bekerja dan setiap ada kesempatan, aku mulai membeli buku-buku Islam untuk dicari-cari kelemahannya. Tapi mengapa yang dikafani, disunat itu malah orang Islam bukan orang Kristen. Di Alkitab disebutkan Tuhan Yesus mati dan dikafani pakai kain kafan. Terbukti dengan disimpannya kain kafan bekas wajah Yesus di gereja Turino, Italia. Di samping itu Tuhan Yesus pun disunat pada umur 8 hari.
Timbul pertanyaan dibenakku, lantas yang mana yang meneruskan ajaran Yesus itu? Orang Islam atau orang Kristen. Satu lagi yang mencengangkanku, ternyata Islam menjawab kegundahanku, yakni dalam terjemahan Alquran disebutkan Allah itu satu, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. ”Nah, ini baru benar!” ujarku dalam hati. Namun aku tetap beraktivitas layaknya orang Kristen yang terombang-ambing dalam kebimbangan.
Selang satu tahun kemudian, rupanya hidayah Allah mulai menghampiriku. Setiap kali pulang kerja dari kantor di Sunter Jakarta Utara menuju rumahku, aku terkesima mendengar alunan suara adzan Maghrib yang menggema di sepanjang jalan.
Awalnya hatiku terasa tenang dan teduh. Lambat laun, suara itu memberiku keindahan rasa yang tidak bisa aku gambarkan dengan kata-kata. Bahkan beberapa kali aku sempat menangis mendengar lantunan berbahasa Arab yang tidak aku pahami maknanya. Merasa ada yang kosong dalam jiwa. Tapi waktu itu, aku belum berani mengungkapkan pengalaman ruhani yang dasyat ini kepada siapapun.
Di hari libur kebiasaan ini pun berlanjut. Sempat ketika kami sekeluarga jalan-jalan, anak-anak marah kalau melihatku seperti itu ketika mendengar azan Maghrib. “Mengapa Papa begitu?” tanyanya. Kujawab, ”Ya tidak apa-apa toh!” Kemudian aku biasa lagi agar mereka tidak ribut.
Tidak puas dengan buku-buku, akupun mempelajari Islam lewat internet. Pada suatu pagi di awal 2004, seperti pagi-pagi sebelumnya aku berdoa kepada Yesus di salah satu sudut rumah. Namun kali ini kegelisahanku memuncak.
Tanpa sadar waktu itu aku menghadap ke arah kiblat. Selesai berdoa, suatu keajaiban terjadi. Aku melihat bangunan Ka'bah persis di hadapanku. Bangunan hitam persegi empat benar-benar nyata, seakan aku berada di Masjidil Haram. Aku betul-betul takjub. Aku merasa saat itu sedang bermimpi, tapi terasa nyata.
Peristiwa itu semakin memperbesar motivasiku untuk mendalami Islam. Aku mulai membicarakannya dengan beberapa teman dekat yang beragama Islam. Masih penasaran, aku pun ingin mengetahui Islam dari pemuka-pemuka Islam yang dulunya Kristen. Mengapa aku cari Ustadz yang mualaf? Karena aku yakin mereka akan lebih mengerti aku daripada ulama yang sejak lahir beragama Islam.
Teman Muslimku itu pun menganjurkan agar aku bertandang ke yayasan AMA, sebuah lembaga khusus menaungi para mualaf. Dari yayasan itu aku dipertemukan dengan Dr. Bambang Sukamto yang memperkenalkan aku dengan dua orang ustadz yaitu Ustadz Insan Mokoginta dari Depok dan Ustadz Wahid Laziman (William Brodus) dari Yogyakarta. Dari keduanya aku banyak berdiskusi dan belajar tentang Islam.
Diskusi ini lebih difokuskan pada bedah bible dan Alquran. Satu persatu keganjilan ajaran Kristen terungkap di hadapanku. Selain diskusi secara rutin, akupun banyak membaca buku-buku tentang islamologi dan kristologi. Dari situ aku mulai mengkritisi posisi Paulus pimpinan tertinggi umat Kristen Katolik.
Dalam Alkitab Perjanjian Baru yang berisi perkataan Yesus (yang dalam Islam disebut sebagai Nabi Isa Al Masih alahissalam) dan murid-muridnya, tidak ada satupun yang menyebutkan posisi Paulus. Paulus bukanlah siapa-siapa. Dia hanya belajar dari salah seorang sahabat Nabi Isa dan tidak pernah bertemu langsung dengannya. Akhirnya aku berkesimpulan bahwa ajaran Kristen yang sekarang adalah ajaran yang dibuat Paulus. Perayaan Natal 25 Desember misalnya, sebenarnya diadopsi dari perayaan Dewa Matahari. Bukan perayaan kelahiran Yesus.
Setelah meyakini kebohongan dalam Kristen, aku mulai memantapkan hati untuk menganut ajaran Islam. Aku mulai belajar shalat, bacaan Al Fatihah aku hafalkan ketika menyetir mobil, tulisan latin Al Fatihah itu aku sengaja taruh di ponsel agar keluarga dan teman-temanku tidak mencurigai kecenderungan hatiku untuk masuk Islam. Tapi saat itu, aku belum shalat karena belum masuk Islam.
Aku senang sekali kalau Maghrib sudah sampai di rumah dan sendirian di depan televisi. Suaranya kumatikan, agar tidak terdengar istri atau anakku. Sengaja aku lihat gerakan orang wudhu pada tayangan adzan maghrib di televisi. Karena aku mulai tertarik untuk belajar Islam. Belajar shalat dan wudhu.
Hingga akhirnya pada 16 Januari 2005, aku memutuskan untuk masuk Islam dengan mengucap dua kalimat syahadat disaksikan oleh Dr Bambang Sukamto dan rekan-rekan Yayasan AMA di Masjid Namirah, Tebet, Jakarta Selatan.[
Aku lahir 61 tahun yang lalu dari pasangan Yoseph dan Ruht Karatem di Ambon, Maluku. Ayahku seorang penganut Katolik yang kemudian menikah dengan wanita Protestan. Karena ayah masuk dalam komunitas ibu, dia ikut menjadi penganut Protestan.
Keluarga besarku sangat dekat dengan rutinitas keagamaan. Setiap minggu, kami mengikuti kebaktian di gereja. Aku selalu menyimak pesan-pesan pendeta, yang satu di antaranya adalah pamanku.
Sejak SD hingga SMA aku sekolah di sekolah Katolik di Ambon. Meskipun demikian aku tetap menganut keyakinan keluargaku yakni Protestan. Pada 1969, aku memutuskan pindah dan tinggal bersama paman di Semarang untuk kuliah.
Pergaulanku dengan teman-teman di kampus dan di tempat kos lambat laun mengubah persepsiku tentang agama Kristen yang sebelumnya aku anut. Ada semacam kejanggalan yang aku rasakan dalam rutinitas beragamaku. Namun aku tidak bisa memahami secara pasti apa yang bergejolak di dalam hati ini.
Hatiku Berontak
Singkat cerita, setelah bekerja di Jakarta aku menikah dengan Lusia, gadis Katolik. Kami pun tinggal di Bekasi. Setelah memiliki beberapa anak dan mulai besar-besar aku pun turut memeluk Katolik. Sederhana saja sebenarnya, agar anakku tidak memprotesku terus, ”Mengapa yang lain Katolik, Papa kok Protestan?” Aku pun menjadi pengurus wilayah gereja Santa Ana sementara istriku pengurus wanita Katolik di Bintara Jaya, Bekasi, Jawa Barat.
Sejak saat itu akupun mulai resah dengan keyakinan trinitasku. Bagaimana rasionalitasnya Tuhan itu tiga dalam satu, satu dalam tiga? Setiap Romo -sebutan Pastur/pemuka agama Kristen Katolik- yang kutanya tidak satu pun yang dapat memberikan jawaban yang membuat batinku puas menerima.
Seumur hidupku baru sekali mengikuti ibadah pengakuan dosa kepada Romo. Itu pun terpaksa karena mengikuti Ekaristi (Misa Kudus, salah satu ritual dalam Katolik) pada tahun 1996.
Hati kecilku berontak. Mengapa aku harus mengaku dosa kepada sesama manusia? Toh Romo juga manusia biasa seperti aku, apalagi aku tahu kehidupan sehari-hari si Romo tersebut yang tidak luput dari salah dan dosa. Sehingga aku jadi semakin ragu dengan agama Kristen. Aku pun jadi ogah-ogahan ke gereja dan tidak lagi memakai tanda salib saat berdoa sebelum makan bersama istri dan anak-anak di rumah. Anak-anak mempertanyakan hal itu tetapi aku tidak menjawabnya secara gamblang.
Belajar Islam
Ketika ada konflik Islam-Kristen di Ambon pada 1998-1999, semangat kekristenanku bangkit kembali. Aku mulai tertarik mencari kelemahan Islam. Karena dari kelemahan itulah aku berniat untuk menyerang Islam.
Di rumah sepulang bekerja dan setiap ada kesempatan, aku mulai membeli buku-buku Islam untuk dicari-cari kelemahannya. Tapi mengapa yang dikafani, disunat itu malah orang Islam bukan orang Kristen. Di Alkitab disebutkan Tuhan Yesus mati dan dikafani pakai kain kafan. Terbukti dengan disimpannya kain kafan bekas wajah Yesus di gereja Turino, Italia. Di samping itu Tuhan Yesus pun disunat pada umur 8 hari.
Timbul pertanyaan dibenakku, lantas yang mana yang meneruskan ajaran Yesus itu? Orang Islam atau orang Kristen. Satu lagi yang mencengangkanku, ternyata Islam menjawab kegundahanku, yakni dalam terjemahan Alquran disebutkan Allah itu satu, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. ”Nah, ini baru benar!” ujarku dalam hati. Namun aku tetap beraktivitas layaknya orang Kristen yang terombang-ambing dalam kebimbangan.
Selang satu tahun kemudian, rupanya hidayah Allah mulai menghampiriku. Setiap kali pulang kerja dari kantor di Sunter Jakarta Utara menuju rumahku, aku terkesima mendengar alunan suara adzan Maghrib yang menggema di sepanjang jalan.
Awalnya hatiku terasa tenang dan teduh. Lambat laun, suara itu memberiku keindahan rasa yang tidak bisa aku gambarkan dengan kata-kata. Bahkan beberapa kali aku sempat menangis mendengar lantunan berbahasa Arab yang tidak aku pahami maknanya. Merasa ada yang kosong dalam jiwa. Tapi waktu itu, aku belum berani mengungkapkan pengalaman ruhani yang dasyat ini kepada siapapun.
Di hari libur kebiasaan ini pun berlanjut. Sempat ketika kami sekeluarga jalan-jalan, anak-anak marah kalau melihatku seperti itu ketika mendengar azan Maghrib. “Mengapa Papa begitu?” tanyanya. Kujawab, ”Ya tidak apa-apa toh!” Kemudian aku biasa lagi agar mereka tidak ribut.
Tidak puas dengan buku-buku, akupun mempelajari Islam lewat internet. Pada suatu pagi di awal 2004, seperti pagi-pagi sebelumnya aku berdoa kepada Yesus di salah satu sudut rumah. Namun kali ini kegelisahanku memuncak.
Tanpa sadar waktu itu aku menghadap ke arah kiblat. Selesai berdoa, suatu keajaiban terjadi. Aku melihat bangunan Ka'bah persis di hadapanku. Bangunan hitam persegi empat benar-benar nyata, seakan aku berada di Masjidil Haram. Aku betul-betul takjub. Aku merasa saat itu sedang bermimpi, tapi terasa nyata.
Peristiwa itu semakin memperbesar motivasiku untuk mendalami Islam. Aku mulai membicarakannya dengan beberapa teman dekat yang beragama Islam. Masih penasaran, aku pun ingin mengetahui Islam dari pemuka-pemuka Islam yang dulunya Kristen. Mengapa aku cari Ustadz yang mualaf? Karena aku yakin mereka akan lebih mengerti aku daripada ulama yang sejak lahir beragama Islam.
Teman Muslimku itu pun menganjurkan agar aku bertandang ke yayasan AMA, sebuah lembaga khusus menaungi para mualaf. Dari yayasan itu aku dipertemukan dengan Dr. Bambang Sukamto yang memperkenalkan aku dengan dua orang ustadz yaitu Ustadz Insan Mokoginta dari Depok dan Ustadz Wahid Laziman (William Brodus) dari Yogyakarta. Dari keduanya aku banyak berdiskusi dan belajar tentang Islam.
Diskusi ini lebih difokuskan pada bedah bible dan Alquran. Satu persatu keganjilan ajaran Kristen terungkap di hadapanku. Selain diskusi secara rutin, akupun banyak membaca buku-buku tentang islamologi dan kristologi. Dari situ aku mulai mengkritisi posisi Paulus pimpinan tertinggi umat Kristen Katolik.
Dalam Alkitab Perjanjian Baru yang berisi perkataan Yesus (yang dalam Islam disebut sebagai Nabi Isa Al Masih alahissalam) dan murid-muridnya, tidak ada satupun yang menyebutkan posisi Paulus. Paulus bukanlah siapa-siapa. Dia hanya belajar dari salah seorang sahabat Nabi Isa dan tidak pernah bertemu langsung dengannya. Akhirnya aku berkesimpulan bahwa ajaran Kristen yang sekarang adalah ajaran yang dibuat Paulus. Perayaan Natal 25 Desember misalnya, sebenarnya diadopsi dari perayaan Dewa Matahari. Bukan perayaan kelahiran Yesus.
Setelah meyakini kebohongan dalam Kristen, aku mulai memantapkan hati untuk menganut ajaran Islam. Aku mulai belajar shalat, bacaan Al Fatihah aku hafalkan ketika menyetir mobil, tulisan latin Al Fatihah itu aku sengaja taruh di ponsel agar keluarga dan teman-temanku tidak mencurigai kecenderungan hatiku untuk masuk Islam. Tapi saat itu, aku belum shalat karena belum masuk Islam.
Aku senang sekali kalau Maghrib sudah sampai di rumah dan sendirian di depan televisi. Suaranya kumatikan, agar tidak terdengar istri atau anakku. Sengaja aku lihat gerakan orang wudhu pada tayangan adzan maghrib di televisi. Karena aku mulai tertarik untuk belajar Islam. Belajar shalat dan wudhu.
Hingga akhirnya pada 16 Januari 2005, aku memutuskan untuk masuk Islam dengan mengucap dua kalimat syahadat disaksikan oleh Dr Bambang Sukamto dan rekan-rekan Yayasan AMA di Masjid Namirah, Tebet, Jakarta Selatan.[

![Foto: PENGAKUAN MANTAN MISIONARIS KRISTEN DAN BUKTI KEBENARAN AL-QUR’AN: KEBANYAKAN PENDETA KRISTEN ADALAH KORUPTOR & PEMALSU KITAB SUCI
Alhamdulillah, mantan misionaris Kristen, Bpk. Yohanes Maryanto hafizhahullah (telah memurtadkan 100 orang Islam) dari Gereja Bethel dan Bpk. Marto Slamet hafizhahullah (telah memurtadkan 60 Kk) dari Gereja Advent, dengan hidayah Allah tabaraka wa ta’ala, keduanya kini telah masuk Islam di Ma’had An-Nur Al-Atsari Ciamis.
Mereka berdua menceritakan bahwa para pendeta yang pertama kali mengajak mereka masuk Kristen adalah koruptor-koruptor ulung. Umatnya yang di bawah disuruh buat proposal agar mendapatkan bantuan dari gereja-gereja besar dan lembaga-lembaga misionaris di dalam dan luar negeri, namun hasilnya tidak sampai kepada umatnya kecuali sedikit sekali, kebanyakannya dimakan sendiri oleh para pendeta tersebut, semoga Allah ‘azza wa jalla menjauhkan kita dari sifat tercela ini.
Dan sesungguhnya sifat para pendeta Kristen ini telah Allah ta’ala kabarkan dalam kitab-Nya yang mulia,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّ كَثِيرًا مِّنَ الأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan Pendeta-pendeta Kristen benar-benar memakan harta manusia dengan cara yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah.” [At-Taubah: 34]
Dan untuk menyesatkan manusia dan memakan harta mereka dengan cara yang batil, para Pendeta Kristen itu tidak segan-segan membuat ayat-ayat palsu, mengikuti sifat orang-orang Yahudi sebagaimana yang Allah ta’ala kabarkan dalam kitab-Nya yang agung,
فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِندِ اللَّهِ لِيَشْتَرُواْ بِهِ ثَمَناً قَلِيلاً فَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُمْ مِّمَّا يَكْسِبُونَ
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan (duniawi) yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.” [Al-Baqorah: 79]
Terbukti, dalam sertifikat baptis Pak Marto Slamet tertulis,
“Sesuai dengan perintah “Tuhan” kita dalam Markus 16: 16: Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan.”
Santri kami yang ahli dalam Kristologi, Al-Akh Abu Aisyah Alif, SH (Alumnus Fakultas Hukum UNSRAT Manado) menjelaskan dalam dialog bersama kedua mantan misionaris bahwa ayat tersebut palsu dan telah diakui oleh Lembaga Al-Kitab Indonesia (LAI) sehingga pada cetakan barunya ayat tersebut telah DIREVISI dengan tambahan catatan kaki bahwa itu AYAT PALSU.
Alhamdulillah, setelah masuk Islam kami segera menyalurkan bantuan kaum muslimin berupa uang tunai dan sembako, semoga hati mereka lebih kuat dalam Islam dan istiqomah di atas Sunnah sampai akhir hayat](https://m.ak.fbcdn.net/sphotos-f.ak/hphotos-ak-frc3/p480x480/397819_452043624882761_514221009_n.jpg)



![Foto: NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
orang2 kristen selalu berkoar bahwa yesus selibat....memang jika dipikir dengan dianalogikan dengan kebiasaan paulus si nabi palsu keliatannya memang betul, meski secara keyakinan saya sebagai pribadi muslim mengatakan hal itu tidak masuk akal dan tidaklah benar...karena dah jelas dalam Al Qur'an bahwa setiap nabi dan rasul dikaruniai istri.
untuk meyakinkan pembaca bibel dan penganutnya maka segala tipu daya pun dikerahkan oleh paulus sang pendusta...barang kali ini sebagai pembenaran hobinya sendiri yang suka menggauli binatang dari pada manusia, maka "TUHAN"pun dianggap dan difitnahnya sebagai orang yang suka menggauli keledai daripada menggauli wanita....sebuah penghinaan yang amat nyata dari pengarang bible...untunglah bibel bisa diedit dan diamandemen kapan saja...sehingga sedikit menutupi muka para penganut kristen
[size=12]KESAKSIAN MATIUS :
"NAIKLAH YESUS KE ATAS KELEDAI BETINA. SEPERTI
BIASA YESUS SELALU MEMASUKKAN JARI TELUNJUK DAN KEMALUANNYA NYA KE
DALAM LOBANG KEMALUAN KELEDAI BETINA YANG BARU SAJA DICURI DARI BETFAGE
HINGGA YESUS MENGELUARKAN CAIRAN RUPA MANI. SEMUA ORANG ISRAEL MELIHAT
...HOBI YESUS SAMBIL BERSERU :"INIKAH KERJAAN MESIAS?"
(INJIL MATIUS 20:22), PD BIBLE TERBITAN 1928 SEBELUM AKHIRNYA DIEDIT OLEH PENDETA KRISTEN.
mohon dijawab....netters kristen ....paulusmu telah menghina salah satu nabiku yaitu isa almasih...dia dikatai telah ngebet ma keledai...apa itu bukan biadab...kalo benar bukan halusinasi paulus yg lg mabok gak bakalan alkitab sebiadab itu.........](https://m.ak.fbcdn.net/sphotos-b.ak/hphotos-ak-frc3/p480x480/969422_460058844081239_1546274648_n.jpg)


![Foto: KRISTEN DITEGAKAN DENGAN KEBOHONGAN DAN PENIPUAN
Tahukah mengapa mayoritas Kristen terutama pendeta dan misionaris sering menipu, gemar berbohong, suka mengedit Bible, suka memutarbalikkan fakta, berlindung dibalik kemunafikan, dan memiliki watak sebagai pemalsu? Kristiani menipu karena mereka percaya bahwa dusta dan kebohongan adalah halal demi tegaknya dogma kekristenan di muka bumi..
Tahukah, Bapak Gereja bernama Eusebius dari Caesarea dilaporkan pernah berkata:
“It is an act of virtue to deceive and lie, when by such means the interests of the church might be promoted” (source)
(Adalah satu perbuatan baik untuk berbohong dan berdusta, dengan begitu kepentingan- kepentingan gereja dipromosikan.)
Bapak Gereja bernama Jerome berkata:
“Great is the force of deceit! provided it is not excited by a treacherous intention” (source)
(Kebesaran adalah kekuatan penipuan! asal tidak ditimbulkan oleh satu maksud cedera).
Lloyd Graham mengatakan pandangannya mengenai bapak-bapak gereja :
“Adalah umum diketahui bahwasanya bapak-bapak gereja adalah penipu; Katholik mengakui hal itu. Berdasarkan Catholic Encyclopedia, “Pada semua bagian-bagian penipuan dan interpolasi ini sebagaimana kebodohan telah dibuat pada sebuah skala besar.” (Lloyd Graham, Deceptions and Myths of the Bible, hal.455–source)
Tahukah, pernyataan para tokoh Gereja diatas bukanlah berdasarkan asumsi pribadi semata, tapi karena atas dasar statement Paulus dalam membela kekristenan yang dibangunnya. Dengan kata lain, Kristen memerlukan kebohongan dan penipuan demi keberlangsungan agamanya. Perhatikan pengakuan-pengakuan Paulus berikut..
Paulus berdusta demi nama Allah:
II Roma 3:7 Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?
Paulus mengabarkan Yesus dengan kepalsuan:
Filipi 1:18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,
Ajaran Paulus bukan dari Tuhan:
II Korintus 11:17 Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai seorang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah.
Paulus penipu dan penuh kelicikan:
II Korintus 12:16 Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya.
Tahukah, lagi-lagi Kristiani yang bekerja dalam sebuah lembaga yang disebut LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) memperlihatkan watak mereka sebagai penipu dan pemalsu dengan mengedit pengakuan licik Paulus untuk merancukan persepsi pembaca. Dalam II Korintus 12:16 versi LAI, dikatakan sebagai berikut..
II Korintus 12:16 Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi -- kamu katakan -- dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya.
Perhatikan, LAI melakukan penipuan dengan menambah kata "kamu katakan" demi melindungi Paulus yang secara nyata mengaku sebagai penipu sehingga yang membaca akan memiliki persepsi baru bahwa Paulus lah yang dituduh licik dan penipu. Namun dalam versi KJV jelas dikatakan..
II Corinthians 12:16 But be it so, I did not burden you: nevertheless, being crafty, I caught you with guile.
Siapapun yang membacanya pengakuan Paulus diatas cukup dengan pengetahuan Bahasa anak SD akan dapat segera mendeteksi bahwa Paulus lah penipu dan penuh kelicikan tersebut berdasarkan pengakuannya sendiri..
Tahukah, pembohongan dan pemalsuan yang dilakukan Kristiani tidak sampai pada sekedar pengeditan dan tambal sulam kitab suci, tapi juga dalam pengajaran doktrin dan tafsir yang dilakukan pendeta di Gereja. Rata-rata para pendeta dalam berkhutbah akan memperkenalkan ketuhanan Yesus melalui ayat berikut..
Yohanes 10:30 Aku dan Bapa adalah satu.
Berdasarkan ayat tersebut pendeta menipu jemaatnya dan berkata Yesus mengaku sebagai Tuhan. Tapi kebohongan ini dengan mudah dapat segera terkuak dengan meneliti ayat lain dalam Bible..
Yohanes 17:23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
Ternyata dalam ayat lain murid-murid Yesus juga dikatakan satu dengan Yesus dan Bapa, apakah murid-murid Yesus juga adalah Tuhan? Apakah satu di sini artinya adalah bersatunya Allah, Yesus dan para murid-murid, termasuk Yudas Iskariot yang berkhianat? Tidak! Satu di sini adalah tujuannya, bukan menurut isi, kekuatan, atau pengetahuan dan kekuasaan secara keseluruhan..
Tahukah, watak penipu yang berakar dari Paulus dalam menyebarkan kekristenan terus tertanam dan dilanjutkan oleh setiap pribadi Kristiani. Contohnya dalam gambar diatas bagaimana penipuan dilakukan untuk mendiskreditkan agama lain adalah wajar dalam kalangan Kristen. Apa yang terjadi saat penipuan tersebut terkuak? Apakah Kristiani akan menyesal kemudian berhenti menipu? Tidak! Mereka akan melakukan penipuan lagi dengan metode baru yang pada dasarnya tetaplah kebohongan. Setiap kebohongan Kristen terkuak maka Kristen akan belajar dari pengalaman bahwa penipuannya harus lebih terorganisir dan lebih licik lagi agar penipuannya lebih sulit untuk dibongkar. Contoh lain, pernahkah anda menemukan orang yang mengaku murtadin dapat membaca Al-Qur'an dengan fasih? Dijamin Tidak! Karena 99,9% makhluk yang mengaku murtadin atau ex-muslim tersebut adalah penipu yang dididik Gereja dengan buruk..
Tahukah, selain penipuan untuk menyebarkan kekristenan, penipuan juga dilakukan untuk mempertahankan domba tetap dikandang. Kristiani pastinya begitu bangga mendengar kesaksian-kesaksian bohong dari aktor KKR dan merasa bahwa Kristen begitu dikasihi Tuhan, merekapun ikut-ikutan berimajinasi Yesus telah menjamah orang Kristen, Roh Kudus menaungi orang Kristen, dan imajinasi omong kosong lainnya. Tapi pengakuan mantan misionaris rahasia, Paulus F. Tengker berikut telah menguak penipuan dalam sandiwara KKR..
"Khusus untuk KKR kami melatih orang-orang untuk berpura-pura lumpuh, buta, bisu & berbagai penyakit lainnya, lalu pura-pura disembuhkan para pengkhotbah dan jemaatpun akan histeris dan percaya itu mukjizat. Kami pun harus menyiapkan upacara pemanggilan Roh Kudus di tempat-tempat keramat dan angker di Surabaya sebelum acara penyembuhan Ilahi dimulai. Terkadang ada jemaat yang di luar kendali dan --diluar-- skenario betul-betul minta diurapi, biasanya kami akan segera menahan dia dengan mengatakan: "Maaf pendeta sibuk, dengan kedatangan umat yang luar biasa, lain kali saja?!". (Paulus F. Tengker)
Tahukah, setiap bagian dalam kekristenan tidak lepas dari yang namanya penipuan dan kebohongan? Penipuan dan pembohongan publik tidak akan pernah dianggap kesalahan oleh setiap pribadi Kristiani sebelum mereka meninggalkan doktrin dan dogma agama Kristen, karena dari doktrin dan dogma agama Kristen lah sumber kebohongan dan sumber penipuan yang mereka lakukan. Kekristenan sangat perlu ditegakkan dengan penipuan dan pembohongan karena Kristen tidak akan pernah dapat berdiri dalam fondasi kebenaran sedetikpun. Dukung perlawanan terhadap praktek kebohongan dan penipuan oknum manapun dengan meninggalkan dogma Gereja..
KEBOHONGAN KRISTEN (a Million Bullshits of Christianity)[b]](https://m.ak.fbcdn.net/sphotos-b.ak/hphotos-ak-ash3/p480x480/1010754_472902696130187_1688698446_n.jpg)
